Minggu, 27 November 2011

Seni Pahat Daun Yang Mengagumkan Dari Cina

Seni daun adalah medium yang terbilang baru. Seni dari Cina inimenyimbolkan kebutuhan universal akan seniman-seniman untuk mencarimedium-medium baru untuk meninggalkan jejak bakat mereka dalam sejarah.Alam telah menjadi sumber inspirasi artistik tak berbatas sejak jamandulu, namun sedikit representasi yang rumit dan indah sekaligus rentanseperti seni pahat daun.


Pikirkan betapa lama umat manusia telah masuk kedalam ekspresi artistikdan betapa lebih lama lagi dari itu pohon telah menjadi sebuah bagianintegral dari pengalaman dan pemandangan manusia. Agak aneh ketikatidak ada yang pernah memikirkan hal ini sebelumnya, tapi siapalah yangakan meragukan sumber unik artistik?

Pohon Cina, yang juga ada di India dan Pakistan adalah yang palingsering digunakan. Urat-urat daunnya mirip daun maple dan cocok untukpahatan. Meski genre seni ini masih baru, tapi bagi orang Cina seni inicocok dengan budaya seni eksklusif manapun.

"Ini mirip seni memotong kertas Cina, dimana orang memotong rancangankertas atau materi tumbuhan lain, dan karena rancangan-rancangan iniserupa, aku membayangkan mereka menggunakan tradisi yang sama. Adasebuah tradisi dimana orang-orang menggunakan hal-hal apapun di tanganuntuk membuat karya seni yang diinginkan," ujar Rob Sidner, direkturMingei International Museum di San diego, yang berspesialisasi dalamseni rakyat.




Rekaman paling modern pahatan daun bertanggal tahun 1994 ketika seorangseniman bernama Huang Tai Shang mengklaim telah menciptakan bentuk seniini dan masuk kedalam Guiness Book of World Records.

Apapun asal-usulnya, ini adalah bentuk seni yang hebat dari segi bakatmaupun presisinya, dan membutuhkan peralatan khusus untuk menghilangkanpermukaan daun tanpa merusak urat-uratnya, yang semakin meningkatkandetil pahatannya. Prosesnya membutuhkan daun-daun khusus, yang diambilpada saat musim semi, tidak rusak dan tanpa gigitan serangga. Daun-daunitu kemudian dikeringkan selama minimal 10 bulan tanpa terkena cahayamahatari, dan kemudian direbus beberapa jam untuk membunuhkuman-kumannya.

Sang seniman memulai prosesnya dengan menyukur dan hampir menguliti sidaun hingga setengah menggunakan pisau. Lalu daun itu di buang lapisanterluarnya, maka permkaan yang nyaris transparan pun muncul. Setelahgambar dibentuk, daun-daun itu dikeringkan dengan hati-hati menggunakanpenguapan sehingga 60 persen karya pahat daun ini berakhir gagal/rusak.

Karya seni ini dijual antara Rp846ribu hingga Rp1,9juta tergantungkerumitan desainnya. Namun karena kebanyakan desainnya pesanan khususuntuk pajangan pribadi, tampaknya karya seni ini belum bisa muncul dipagelaran-pagelaran seni besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar